Rabu, 26 Oktober 2016

Teknik Dasar Kriptografi

1. Blocking
Sistem enkripsi terkadang membagi plaintext menjadi blok-blok yang terdiri dari beberapa karakter yang kemudian dienkripsikan secara independen.
Dengan menggunakan enkripsi blocking dipilih jumlah lajur dan kolom untuk penulisan pesan. Jumlah lajur atau kolom menjadi kunci bagi kriptografi dengan teknik ini.
Plaintext dituliskan secara vertikal ke bawah berurutan pada lajur, dan dilanjutkan pada kolom berikutnya sampai seluruhnya tertulis. Chipertext-nya adalah hasil pembacaan plaintext secara horizontal berurutan sesuai dengan blok-nya.
Contoh :




2. Permutasi
Salah satu teknik enkripsi yang terpenting adalah permutasi atau sering juga disebut transposisi. Teknik ini memindahkan atau merotasikan karakter dengan aturan tertentu. Prinsipnya adalah berlawanan dengan teknik substitusi.
Dalam teknik substitusi, karakter berada pada posisi yang tetap tapi identitasnya yang diacak. Pada teknik permutasi, identitas karakternya tetap, namun posisinya yang diacak.
Sebelum dilakukan permutasi, umumnya plaintext terlebih dahulu dibagi menjadi blok-blok dengan panjang yang sama.


Contoh : 

Dengan menggunakan aturan diatas, maka proses enkripsi dengan permutasi dari
plaintext adalah sebagai berikut :

Ciphertext yang dihasilkan dengan teknik permutasi ini adalah "N ETK5 SKD AIIRK RAATGORPIF".

3. Ekspansi

Suatu metode sederhana untuk mengacak pesan adalah dengan memelarkan pesan itu dengan aturan tertentu.
Salah satu contoh penggunaan teknik ini adalah dengan meletakkan huruf konsonan atau bilangan ganjil yang menjadi awal dari suatu kata diakhir kata dan menambahkan akhiran "-an".
Bila suatu kata dimulai dengan huruf vokal atau bilangan genap, ditambahkan akhiran "i".

Contoh :

Ciphertextnya adalah "5AN EKNIKTAN ASARDAN RIPTOGRAFIKAN". Aturan ekspansi
dapat dibuat lebih kompleks. Terkadang teknik ekspansi digabungkan dengan teknik
lainnya, karena teknik ini bila berdiri sendiri terlalu mudah untuk dipecahkan.

4. Pemampatan 
Mengurangi panjang pesan atau jumlah bloknya adalah cara lain untuk menyembunyikan isi pesan.
Contoh sederhana ini menggunakan cara menghilangkan setiap karakter ke-tiga secara berurutan.
Karakter-karakter yang dihilangkan disatukan kembali dan disusulkan sebagai "lampiran" dari pesan utama, dengan diawali oleh suatu karakter khusus, dalam contoh ini digunakan "&".

Contoh :


Aturan penghilangan karakter dan karakter khusus yang berfungsi sebagai pemisah
menjadi dasar untuk proses dekripsi ciphertext menjadi plaintext kembali.

Chiper Transposisi

Beberapa model kriptografi yang menggunakan teknik transposisi, antara lain :

1. Algoritma transposisi kolom dengan kunci numerik. Teknik ini menggunakan permutasi karakter. Kunci dapat diperoleh dari kata yang mudah dibaca dan kemudian dikodekan menjadi bentuk bilangan.

2. Masukan plaintext pola zig-zag, keluaran ciphertext berupa baris. 

3. Masukan pola segitiga, keluaran berupa kolom, dibaca dari atas kebawah. 

4. Masukan berpola spiral, dari luar kedalam, keluaran berupa kolom dibaca pembacaannya mengikuti pola yang berasal dari atas ke bawah. 

5. Dimasukan secara diagonal dari kiri bawah ke kanan atas, keluaran baris. 

6. Masukan spiral dari dalam ke luar, keluaran diagonal bergantian. 

Kombinasi subsitusi dan transposisi yang komplek menjadi dasar pembentukan algoritma-algoritma kriptografi modern. Salah satu algoritma klasik yangmenggunakan kedua teknik ini adalah VIC yang tidak memerlukan komputer dalam penggunaannya

Super Enkripsi

Super enkripsi adalah mengkombinasikan metode cipher substitusi dengan cipher transposisi. Tujuanya memperoleh cipher yang lebih kuat daripada hanya satu cipher saja. Mula-mula enkripsi dengan cipher substitusi sederhana (cipher abjad-tunggal), lalu hasilnya dienkripsi lagi dengan cipher transposisi

Contoh:

Plainteks: HELLO WORLD

Enkripsi dengan caesar cipher menjadi:

KHOOR ZRUOG

     Kemudian enkripsi lagi dengan cipher transposisi (k = 4):

KHOO

RZRU

OGZZ

 Cipherteks akhir adalah: KROHZGORZOUZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar